Istilah kesehatan di dalam
kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat
bekerja atau beraktifitas secara normal. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika
badannya merasa segar dan nyaman. Namun pengertian sehat menurut UU Pokok
Kesehatan No. 39 tahun 2009, Bab I Pasal 1 Ayat 1 adalah “keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Pengertian
sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 1997 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang
terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, biologis, psokologis dan
sosial, serta bebas dari resiko penyakit yang menyebabkan kematian mendadak
Paradigma Sehat
Faktor yang mendorong
perlunya Paradigma Sehat :
1.
Pelayanan kesehatan berfokus pada orang sakit
tidak efektif.
2.
Konsep sehat berubah, termasuk unsur
produktif sosial dan ekonomis
3. Transisi
epidemiologik dari penyakit infeksi ke penyakit kronik (perubahan perilaku)
4. Transisi
demografik, lansia jumlahnya lebih besar
5. Konsep
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan penduduk.
Sehat :
Suatu keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sakit :
Suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam
beraktifitas sehari - hari baik aktifitas jasmani, rohani maupun sosial
Penyakit
Penyakit merupakan kegagalan
dari mekanisme adaptasi suatu organisme
untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh. Penyakit bisa
terjadi karena proses kehidupan tidak
lagi teratur atau terganggu perjalanannya. Penyakit bukan hanya berupa kelainan
yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu
dari keteraturan fungsi-fungsi dalam
dari tubuh
Penyakit adalah suatu
keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga
berada dalam keadaan yang tidak normal. Penyakit tidak sama dengan rasa sakit. Karena
penyakit bersifat objektif, sedangkan rasa sakit bersifat subjektif.
Teori kausa terjadinya
penyakit
1.
Contagion Theory.
Untuk
terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu person dengan person
lain. Pada masa itu kebanyakan adalah penyakit yang menular oleh karena kontak
langsung. Contohnya: pengamatan terhadap epidemi penyakit lepra di Mesir
2.
Hippocratic Theory.
Lebih
mengarahkan kausa pada suatu faktor tertentu. Hippocrates mengatakan bahwa
kausa penyakit berasal dari alam; cuaca dan lingkungan.
3.
Epidemic Theory.
Mencoba
menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan faktor geografi.
4.
Germ Theory (Teori Kuman).
Kuman
(mikroorganisme) sebagai kausa penyakit.
5.
Teori Multikausa = Konsep Multifaktorial.
Suatu
penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor
6.
Miasmatic Theory.
Menunjuk
gas-gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa penyakit.
Hubungan manifestasi
dengan Penyebab
Dari empat kemungkinan
hubungan yang seperti ini, yang menjadi perhatian utama epidemiologi ialah
hubungan 1 dan 3. Mudah dimengerti karena epidemiologi tidak mempelajari
tentang rasa sakit, tetapi mempelajari tentang penyakit.
Penjelasan hubungannya
penyakit dan manifestasi sebagai berikut:
1.
Kasus Klasik
Manifestasi dan Penyebab penyakit ditemukan positif
2.
Kasus Klinis
Manifestasi penyakit positif, tetapi penyebab penyakit negatif
3.
Kasus Sub-klinis
Manifestasi penyakit negatif, tetapi penyebab penyakit positif
4.
Kasus Sehat
Manifestasi dan Penyebab penyakit tidak ditemukan
Referensi:
UU Pokok Kesehatan No. 39
tahun 2009, Bab I Pasal 1 Ayat 1
0 komentar:
Posting Komentar